Selasa, 17 Mei 2011

Sang Penyelamat

Diposting oleh Natasha Tiara Bernadette di Selasa, Mei 17, 2011 0 komentar
Dulu, saat aku menduduki kelas III semester satu, aku tidak terlalu perhatian pada pelajaran. Nilai-nilaiku pun menurun. Yang dulunya mendapat 90-an, sekarang berubah menjadi 78.

Aku menyadari hal itu. Mungkin nilai-nilai itu tak bisa kuubah, tapi semua itu bisa kuperbaiki. Di semester dua, aku pun memulai “aksi”-ku. Aku belajar dan belajar. Tapi meskipun aku sering belajar, aku tidak melupakan bermain juga, lho. Semuanya kulakukan secara seimbang. 

Hasilnya… Hmm… Tak sia-sia. Aku berhasil mendapatkan rangking I sekelas.

Tuh, kan. Terbukti! Ulangan, UAS, UTS dan segala macam ujian itu penyelamat. Setuju?

Rabu, 16 Februari 2011

Yogyakarta yang Unik

Diposting oleh Natasha Tiara Bernadette di Rabu, Februari 16, 2011 0 komentar
            Setiap liburan Natal, aku diajak Ayah dan Ibuku ke sana, ke Yogyakarta. Tentu saja kami berkeliling di sana. Kalau tidak, namanya bukan liburan, dong. Setiap kami berkeliling, aku menemukan orang yang berbeda dariku. Mulai dari pakaian, sampai ke tradisinya. Oleh karena itulah aku tertarik untuk menjadikan mereka model dari esai ini.
          Jika kamu berkunjung ke Kraton Yogyakarta, kamu pasti akan melihat seorang guide yang memakai semacam pakaian adat. Pakaian itu dinamakan surjan. Biasanya, pakaian itu dilengkapi dengan topi yang dilapisi kain batik yang dinamakan blangkon. Sedangkan yang perempuan memakai kebaya.
          Tetapi, ada satu hal yang amat khas yang kutemui pada masyarakat Yogyakarta. Mereka mempunyai logat bicara yang menggunakan bahasa Jawa yang sopan, ramah dan enak didengar. Jarang ada masyarakat Yogya yang tidak menggunakan bahasa Jawa yang sopan. Baik di kota, maupun di desanya mereka menggunakan bahasa itu. Itulah yang menyebabkan Yogyakarta dikenal sebagai salah satu kota yang penduduknya ramah dan bersahabat juga membuat hal itu menjadi ciri khas penduduk Yogyakarta.
          Saat aku berkeliling, aku juga menemukan berbagai tempat yang menyuguhkan makanan khas Yogyakarta untuk dijual. Di rumah makan, di toko oleh-oleh, maupun di warung-warung tenda banyak ditemukan yang menjual gudeg, geplak, bakpia dan yangko. Biasanya, di pinggir jalan kita juga akan menemukan warung-warung yang menjual makanan yang namanya aneh, nasi kucing. Nasi kucing (atau sega kucing) dinamakan demikian karena porsi nasinya hanya sedikit.
          Yogya memang terkenal dengan budaya Jawa yang masih terpelihara sampai saat ini. Ketika aku pergi ke Yogya tahun lalu, kebetulan waktu itu bersamaan dengan peringatan kelahiran Nabi Muhammad. Biasanya, kraton Yogyakarta mengadakan acara Grebeg Mulud, atau membuat tumpeng besar, yang ditandu oleh empat orang dan dibagi-bagikan kepada masyarakat. Ciri khas yang sangat unik dari Yogyakarta.

Senin, 14 Februari 2011

Menjelajahi Kebun Teh Wonosari

Diposting oleh Natasha Tiara Bernadette di Senin, Februari 14, 2011 0 komentar
            Kegiatan study tour kelas lima SDK Cor Jesu berakhir di sini, yaitu di kebun teh Wonosari. Di sini, kegiatan berlangsung selama tiga jam tujuh belas menit. Sebaiknya kuceritakan saja kegiatanku di sana.
            Sampailah kami di tempat ini. Meskipun lelah karena sebelumnya sudah menjelajah Candi Singosari dan Pabrik Air Minum Total, tapi semuanya hilang karena kesejukan udara di sini. Maklum, kebun teh ini kan terletak di lereng Gunung Arjuna.
            Setelah semua anak terkumpul, para guru dan pendamping mengajak kami duduk-duduk di rumput. Di sana, anak-anak menunggu giliran naik kereta kelinci. Sambil menunggu, anak-anak yang belum mendapat giliran diberi catatan tentang pembuatan teh hitam dan sejarah kebun teh. Namun, aku kesal karena kelompokku mendapat giliran naik kereta kelinci yang terakhir.
            Kereta kelinci membawa kami berkeliling hanya di dekat-dekat tempat anak-anak menunggu tadi. Yah… Hal itu mungkin supaya kami tidak lama sekali berkeliling kebun teh. Lagipula, untuk berkeliling di kebun teh seluas 700 hektare itu membutuhkan waktu berapa lama, ya ???
Di tengah jalan, tiba-tiba kereta itu mogok. Kami pun langsung bersorak gembira. Kesenangan kami pun bertambah ketika hujan turun rintik-rintik dan ada pohon tumbang di tengah jalan, menghalangi laju kereta yang kami naiki.
Setelah melalui perjalanan yang cukup banyak terhenti, kami pun sampai kembali di tempat kami menunggu tadi. Namun sialnya, karena kereta kami mengalami cukup banyak terhenti karena berbagai masalah, kami harus terlambat makan siang. 
Kami pun segera mengambil makanan dan segelas teh hangat. Karena masih hujan, aku pun segera mengungsi ke dalam ruang makan. Aku, Veve, Ina dan Ricky segera mengambil tempat di suatu meja, lengkap dengan  keempat kursinya (tentu saja) supaya tidak ditempati anak lain.
Setelah berdoa bersama, kami segera memakan jatah makan siang kami. Tiba-tiba Kevin dan Kenny datang. Mereka pekerjaannya hanya mengganggu saja. Tetapi, datangnya mereka membuat makan siang ini menjadi tidak terlupakan. Gara-gara keusilan mereka banyak peristiwa terjadi. Ada teh yang tumpah di nasi, sambal yang jatuh di teh, ayam tertukar, teh yang tumpah, nasi yang tumpah dan sebagainya.
Setelah selesai makan, kami berbaris di rerumputan. Ternyata, kami akan dibagi menjadi dua kelompok. Aku masuk ke dalam kelompok pertama atau yang pergi ke kebun teh dulu setelah itu pergi ke pabrik. Kami pun segera pergi menuju ke kebun teh.
Di kebun teh, hujan gerimis turun. Kami pun memutuskan memakai payung yang kami bawa dari rumah. Di sana, kami disuruh duduk di suatu tempat yang luas dan banyak daun yang berguguran di tempat itu. Pemandu kami memberi catatan mulai dari sejarah kebun teh, sampai jumlah penghasilan teh per hari. Kami juga diperbolehkan mencoba memetik teh yang memenuhi syarat agar dapat diolah.
Setelah selesai tugas kami di kebun teh, kami melanjutkan pergi ke pabriknya. Di sana, kami dijelaskan tentang pembuatan teh hitam. Mulai dari penerimaan pucuk daun sampai pengemasan sesuai jenis produk.
Kami pun segera pergi menuju rerumputan yang tadi. Kami akan menerima uang sebesar Rp15.000,00 untuk membeli oleh-oleh dari kebun teh. Di swalayan, aku membeli bermacam-macam teh. Mulai dari Rolas Tea Bag Wangi Asli, sampai Teh Hitam Wonosari. Total semua belanjaanku seharga Rp14.000,00, jadi aku menerima kembalian sebesar Rp1.000,00.
            Setelah membeli oleh-oleh di swalayan, kami pun disuruh meletakkan tas kami di bis. Saat meletakkan tas, aku merasa sedih dan tidak rela meninggalkan tempat ini. Karena aku yakin peristiwa seperti ini tidak akan terulang lagi. Tiga puluh menit kemudian, bis siap berangkat. Kami pun pulang kembali ke sekolah.

Suka-Duka Junior Camp

Diposting oleh Natasha Tiara Bernadette di Senin, Februari 14, 2011 0 komentar
       Salah satu acara yang diadakan SDK Cor Jesu saat aku kelas 5 adalah Junior Camp. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10-11 Desember 2010. Seluruh siswa-siswi kelas 5 wajib mengikutinya. Menurutku, kegiatan ini sangat bermanfaat untukku, karena membuatku menjadi lebih mandiri dan lebih solider terhadap sesama. Kegiatan ini sangat menyenangkan (tapi ada sedihnya, sih…). Sampai-sampai aku mengingat semua kegiatan yang kulakukan di sana (kalo aku nggak inget, gimana caraku nulis karangan ini??). Daripada penasaran, kuceritakan aja deh, kegiatan yang mengesankan di sana.
                    Kami semua sudah berkumpul di sekolah pukul 07.30. Kami segera meletakkan barang bawaan kami di dalam kelas tempat kami akan tidur. Setelah semua anak dikumpulkan di lapangan, acara Junior Camp pun segera dimulai. Acara dimulai dengan sepatah kata dari Pak Yoseph, Bu Nanik dan dibunyikannya lonceng penanda mulainya Junior Camp. 
          Setelah selesai, anak-anak disuruh menyiapkan peralatan memasak makanan yang nantinya akan dijual kepada warga sekolah. Kami cepat-cepat mengambil satu-persatu alat-alat dan bahan-bahan yang kami butuhkan. Kami pun segera  memasak.
    Kebetulan aku berada di kelompok Tanggung Jawab. Kelompokku memasak Tofu Egg Ball (namanya asing, ya??).  Tapi, walaupun namanya asing, makanannya enak banget, lho (promosi, ne…). Kami memulai memasak dengan mencampur adonannya (isinya telur, tahu, sosis, seledri dan wortel), sedangkan yang laki-laki menyalakan kompornya. Setelah siap, kami segera memasukkan adonan ke teflon yang sudah kubawa dari rumah. Sekarang, yang laki-laki bagian memasak dan yang perempuan menyiapkan kemasannya. Kami membuatnya sebanyak 8 kemasan (24 Tofu Egg Ball).
Setelah selesai memasak, kami dikumpulkan di lapangan. Tujuannya untuk membagi daerah penjualan. Ternyata, kelompokku mendapat daerah di sekitar yayasan. Kami pun segera menuju tempat itu. 
Satu persatu orang kami datangi, berharap mereka mau membelinya. Saat berjualan, kelompokku mendapat (2) pengalaman sedih. Pertama, ada anak SMP yang tidak menghiraukan kami, meskipun kami sudah berkali-kali mempromosikan jualan kami. Kedua, ada karyawan yang mau membeli dengan harga yang sangat murah. Tentu saja kami tidak mau karena kami tidak mau rugi.
Karena di yayasan sudah tidak ada orang yang dapat kami tawari, kami pun berpindah tempat ke sekitar TK (meskipun ditentukan, tapi boleh berpindah tempat). Untung, belum sampai setengah jalan ada orang yang mau membeli dagangan kami, jadi kami tidak perlu susah-susah berjalan lebih jauh lagi. Kami pun segera kembali ke sekolah.
Setelah semua kelompok berkumpul, kami segera mengambil lauk-pauk, sayur dan nasi untuk makan siang. Semua itu dibawa ke ruang makan masing-masing. Kami berdoa bersama dan memulai makan siang. Setelah selesai kami mencucinya sendiri.
Jam istirahat telah tiba, kami disuruh tidur siang, supaya nantinya tidak mengantuk. Tapi bukannya tidur, kelompok kamarku malah mulai saling bercerita horror dan makan camilan karena kami tidak bisa tidur. Kadang kami harus sembunyi-sembunyi melakukannya karena takut dinasihati guru lagi (tadinya, kan, banyak guru yang negur kami).
            Malamnya, ketika akan tidur, aku berdoa dulu. Tiba-tiba aku ingat pada orang-tuaku. Aku sedikit kangen pada mereka. Tapi, karena bersama teman-teman semua itu jadi terlupakan.
                Keesokan harinya, kami memulai pagi dengan senam dan salsa bersama. Setelah itu kami segera mengambil peralatan mandi dan mandi (tentu saja).
                Siang harinya, diadakan pentas seni. Inilah yang sejak kemarin kutunggu-tunggu. Kelompokku menyiapkan drama tentang persahabatan. Tapi kami tidak tampil maksimal karena tidak pernah latihan. Selain itu, kelompok lain ada yang menampilkan drama dan nyanyian
                Setelah makan siang, Bu Nanik mengumpulkan kami di hall kelas 1. Ternyata, beliau akan mengumumkan pemenang di setiap kegiatan yang kami lakukan. Aku senang sekali karena aku mendapat 2 hadiah. Yang satu karena kelompok kamarku paling rapi (padahal aku nggak ikut merapikan) dan karena kelompokku memenangkan lomba memasak.
                Pokoknya, aku ingin di tahun 2011 ini aku bisa lebih mandiri, lebih solider, dan bisa mengatur waktu (gara-gara nggak bisa ngatur waktu buat latihan drama pentas seni, dramanya jadi kacau balau)!!

Me,... and Myself...

Diposting oleh Natasha Tiara Bernadette di Senin, Februari 14, 2011 0 komentar
Namaku Natasha Tiara Bernadette. Temen-temen biasanya manggil aku Tiara. Aku tinggal di Indonesia (Ya,iyalah... Orang nulisnya pake Bahasa Indonesia,kok...). Lebih tepatnya di Malang, Jawa Timur. Aku lahir di Malang juga, di Rumah Sakit Bersalin Mardi Waloeja. Pada tanggal 4 Januari 2001. Berdasarkan tanggal lahirku (Owess... Kayak apaa aja) aku berada di bawah naungan bintang Capricorn, dan shio Ular. Mmh... Sesuai umurku, aku masih bersekolah di SDK Cor Jesu Malang. Setidaknya, itu cukup buat memperkenalkan diriku.
 

hari-hari tiara☀♔ Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review